Ilustrasi marsose Belanda |
Serangan itu sungguh tidak disangka-sangka oleh Belanda. Pasukan Pang Nanggroe yang hanya bersenjatakan pedang dan senjata tajam lainnya mampu menerabas bivak, menghancurkan pertahanan, dan mengoyak-ngoyak moral prajurit Belanda.
"Bayangkan kembali betapa ramainya buah mulut mengejek-ngejek kita di keude-keude," kata Zentgraaff.
Serangan yang dilakukan oleh Pang Nanggroe itu tidak berselang lama setelah kematian Teuku Ben Pira, saudara laki-laki Cut Meutia. Teuku Ben Pira merupakan pemimpin gerilyawan sepeninggal Teuku Chi' di Tunong yang tewas dihukum tembak oleh Belanda. Sisa pasukan Teuku Ben Pira dan Teuku Chi' di Tunong belakangan bergabung di bawah kepemimpinan Pang Nanggore.
Gabungan pasukan tersebut melahirkan perlawanan sengit di lapangan. Pang Nanggroe mendapat bantuan dari Pang Lateh dalam memimpin pasukan Aceh yang tersisa di wilayah keuleebalangan Keureuto.