Monday, June 14, 2021

15 Juni; Pang Nanggroe Menyerang Bivak Keude Bawang Idi

Ilustrasi marsose Belanda
SATU orang Belanda tewas sementara delapan lainnya luka-luka akibat serangan mendadak ke bivak yang dilakukan Pang Nanggroe bersama 20 prajuritnya, di kawasan Keude Bawang, Idi, pada 15 Juni 1907. Selain korban tewas dan luka-luka, Belanda juga kehilangan satu pucuk senapan. 

Serangan itu sungguh tidak disangka-sangka oleh Belanda. Pasukan Pang Nanggroe yang hanya bersenjatakan pedang dan senjata tajam lainnya mampu menerabas bivak, menghancurkan pertahanan, dan mengoyak-ngoyak moral prajurit Belanda.

"Bayangkan kembali betapa ramainya buah mulut mengejek-ngejek kita di keude-keude," kata Zentgraaff.

Serangan yang dilakukan oleh Pang Nanggroe itu tidak berselang lama setelah kematian Teuku Ben Pira, saudara laki-laki Cut Meutia. Teuku Ben Pira merupakan pemimpin gerilyawan sepeninggal Teuku Chi' di Tunong yang tewas dihukum tembak oleh Belanda. Sisa pasukan Teuku Ben Pira dan Teuku Chi' di Tunong belakangan bergabung di bawah kepemimpinan Pang Nanggore. 

Gabungan pasukan tersebut melahirkan perlawanan sengit di lapangan. Pang Nanggroe mendapat bantuan dari Pang Lateh dalam memimpin pasukan Aceh yang tersisa di wilayah keuleebalangan Keureuto. 

Penaklukkan Konstantinopel

MEHMED II lahir pada 30 Maret 1432. Secara luas dia dikenal sebagai Muhammad al Fatih dan merupakan penguasa ketujuh pada Kekhalifahan Turki Utsmaniyah.

Popularitasnya dibangun dengan berhasil menaklukkan Konstantinopel, ibu kota kekaisaran Romawi Timur alias Bizantium. Al Fatih yang berarti 'Sang Penakluk' adalah gelar yang disandang Mehmed II seorang putra Sultan Murad II Han, dari ibu Hüma Hatun, seorang budak-selir.