Showing posts with label Sejarah Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Sejarah Indonesia. Show all posts

Tuesday, April 20, 2021

Wabah dalam Catatan Sejarah Sumatra

HIRUK pikuk Perang Dunia I telah meredam informasi tentang Pandemi Influenza 1918. Tegangnya upaya damai pasca perang pun menutup fokus media massa untuk memberitakan wabah yang berdampak pada 3 miliar penduduk dunia.

Warga Amerika Serikat yang kehilangan banyak tentara karena terjangkit influenza di tahun 1918, juga tidak mengingat dengan baik pandemi tersebut. Padahal banyak kematian akibat influenza melanda warga Orleans, Chicago, dan San Fransisco waktu itu.

Sejarawan Kesehatan Amerika Serikat, Alfred W Crosby dalam buku “Pandemi Influenza di Hindia Belanda” mengatakan hanya Thomas A Bailey yang pernah menyebutkan tentang pandemi influenza di Amerika. Karya Bailey kelak menjadi sumber utama untuk mahasiswa sejarah Amerika jika merujuk pada sejarah kesehatan di negara itu.

Crosby mengatakan sejarah pandemi turut dilupakan lantaran tidak ada tokoh penting yang tewas dalam wabah itu. Meskipun pada saat itu, influenza 1918 membunuh putri Komandan Divisi 26 American Expeditionary Force, Jenderal Edwards. Wabah itu juga merenggut nyawa anak-anak Senator Albert B Fall. Hanya Max Weber sang ekonom dan sosiolog Jerman yang meninggal dunia karena pneumonia di tahun 1920. Dia sebelumnya tertular flu Spanyol.

Lantas bagaimana dengan kondisi pandemi 1918 di Hindia Belanda, nama Indonesia sebelum merdeka?

Monday, April 19, 2021

Seteru Dua Negeri Serumpun

DENGAN suara lantang, Presiden Soekarno menyerukan “Ganyang Malaysia” di hadapan puluhan ribu rakyat Yogyakarta, 23 September 1963. Massa menjadi histeris. Inilah percikan awal pertikaian antara Indonesia dengan Malaysia yang mencuat setelah sekian lama terpendam.

Pertikaian antar saudara serumpun itu dipicu oleh penolakan Indonesia terhadap pendirian Federasi Malaysia. Soekarno menilai, pembentukan Federasi Malaysia tak lebih dari salah satu bentuk persekongkolan kolonialis dan membahayakan Indonesia. Apalagi kala itu Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya.

Sementara Pramoedya Ananta Toer dalam pengantarnya untuk buku karya Greg Poulgrain The Genesis of Konfrontasi: Malaysia, Brunei, Indonesia 1945-1965 menyebut, konfrontasi sebagai upaya untuk membantu gerakan perjuangan antikolonialisme.

Pram menyebutkan Inggris kala itu tidak siap kehilangan sumber mata uang dari Malaya, sebutan lama untuk Malaysia. Inggris juga belum rela kehilangan sumber daya dari Singapura serta Kalimantan Utara atau Brunei Darussalam.