Showing posts with label sejarah banda aceh. Show all posts
Showing posts with label sejarah banda aceh. Show all posts

Wednesday, February 7, 2024

Peristiwa Februari dalam Lintasan Sejarah Aceh

KEMARIN, 3 Februari 2024, bertepatan dengan peristiwa tragis yang pernah terjadi pada 25 tahun lalu di Aceh Timur. Puluhan jenazah warga Aceh ditemukan di Sungai (Krueng) Arakundo yang letaknya sekitar 23 kilometer sebelah barat Idi Cut. 

Berdasarkan data Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) jumlah jenazah yang ditemukan mencapai 58 orang. Masih berdasarkan catatan KontraS, jenazah yang ditemukan tersebut dimasukkan ke dalam goni dan diikat dengan batu. 

Dari keterangan saksi mata yang dihimpun KontraS, para korban merupakan warga yang mengikuti ceramah di Aceh Timur. Ceramah tersebut dihentikan oleh TNI karena dituding menjadi media Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk ajang propaganda pada 3 Februari 1999 lalu. Saksi mata turut menyebut sempat terdengar suara rentetan tembakan pasca penghentian kegiatan ceramah malam itu.

Peristiwa yang kelak disebut tragedi Arakundo itu merupakan satu dari sekian banyak kejadian yang terjadi pada bulan Februari, berdasarkan catatan sejarah panjang daerah ini.

Pada bulan yang sama, rentang waktu berabad-abad sebelumnya, tepat pada 15 Februari 1641, juga terjadi peristiwa yang kelak dicatat dalam sejarah. Pada tanggal itu, H. M Zainuddin dalam buku Tarich Aceh dan Nusantara Jilid 1 mencatat, Sultan Iskandar Tsani Ala'addin Mughayat Syah mangkat secara tiba-tiba di istana Sultan Aceh. 

Tidak diketahui penyebab mangkatnya sang pemimpin pengganti Sultan Iskandar Muda tersebut. Namun, berdasarkan catatan H. M. Zainuddin, di masa pemerintahan Iskandar Tsani terjadi polemik antara pengikut Syekh Nuruddin Ar Raniry dengan Hamzah Fansuri. 

Saturday, January 5, 2019

Menilik Sejarah Ringkas Gedung Bank Indonesia di Aceh

GEDUNG Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh yang terletak di Jalan Cut Mutia Kota Banda Aceh dinilai layak menjadi salah satu situs sejarah. Berada di tepian Krueng Aceh, gedung megah bercat putih tersebut dibangun pada 2 Desember 1918 oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Biro arsitek terkemuka di Hindia Belanda, N.V. Architecten-Ingenieurs Bureau Hulswit en Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amsterdam prakarsa Eduard Cuypers (1859-1927) dan Marius J. Hulswit bersama A.A. Fermont pada 1910, menjadi perancang yang memenangkan proyek tersebut. Gedung ini semula berfungsi sebagai De Javasche Bank, milik pemerintah Hindia Belanda.

De Javasche Bank sendiri didirikan pada 29 Desember 1826 oleh Raja Willem I, dan baru beroperasi penuh pada 24 Januari 1828.