Freediving Sabang Competition 2018 | Dok IFA |
Galih Jatnika, salah satu freediver Indonesia mengakui "kehebatan" teluk Balohan yang dinilai memiliki kelebihan tersendiri untuk lokasi freediving. "Airnya hangat, nggak ada arus dan sangat bisa (untuk pemula), yang jelas nggak ada arus, permukaannya tenang dan aman untuk sekolah freediving," kata Galih saat ditemui di lokasi perhelatan Sabang International Freediving Competition (SIFC) 2018, Balohan, Kamis (08/11/2018) kemarin.
Banyak pihak yang merekomendasikan teluk Balohan dijadikan sebagai lokasi permanen untuk freediving. Alih-alih sekadar kegiatan tentatif pada bulan-bulan tertentu, Indonesia Freediving Association (IFA) bahkan sedang giat-giatnya memperjuangkan teluk Balohan sebagai tempat belajar sekaligus menjadi lokasi untuk mengambil sertifikasi bagi para freedivers di Indonesia, khususnya kawasan Sumatera. Hal ini setidaknya disampaikan Stanley Sradaputta selaku penggagas IFA, yang digadang-gadang bakal menjadi induk organisasi freediving Indonesia.
Di sela-sela acara SIFC 2018, Stanley berulang kali menyampaikan keinginan IFA terkait teluk Balohan tersebut. Suami Lily Winda--juri SIFC 2018 asal Indonesia ini, juga berharap teluk di Pulau Weh tersebut dapat menjadi lokasi freediving untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang. Misi ini dianggap selaras ketika Aceh dan Sumatera Utara menjadi tuan rumah PON.
Hingga saat ini, Stanley dan kawan-kawan juga terus memperjuangkan agar freediving menjadi salah satu cabang olahraga yang ikut dipertandingkan dalam PON 2024.
Namun, di sisi lain, pemerintah melalui Badan Pengusahaan Kawasan Bebas Sabang alias BPKS justru sedang gencar-gencarnya membangun areal pelabuhan Balohan. Kawasan ini diketahui sebagai pintu masuk domestik dari daratan Sumatera ke Sabang. Pemerintah juga telah menandatangani kontrak senilai Rp196,8 miliar untuk revitalisasi pelabuhan Balohan. Lantas apakah revitalisasi pelabuhan ini bakal menggerus keinginan menjadikan Balohan sebagai salah satu lokasi freediving yang diincar dunia?
Kepala BPKS Sayid Fadhil menampik mimpi buruk tersebut. Dia bahkan menyebutkan, BPKS justru bakal memberikan dukungan penuh terkait keinginan para freediver dunia untuk menjadikan Balohan sebagai salah satu lokasi freediving dunia.
Ditemui di lokasi perhelatan SIFC 2018 di teluk Balohan, Sayid Fadhil mengatakan, "kami dari BPKS sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka freediving internasional ini, karena ini merupakan suatu kebanggaan untuk destinasi wisata bahari internasional di Sabang."
Sayid Fadhil menyebutkan lokasi Sabang yang indah turut menjadi market utama bagi BPKS mempromosikan dan membangun Sabang. Sayid juga senang Sabang menjadi lebih bermakna dan mempunyai nilai lebih dibandingkan daerah-daerah lain dengan adanya lokasi freediving skala internasional tersebut.
"Kami dari BPKS mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan yang menyangkut marine, diving, dan apapun," kata Sayid Fadhil lagi.
Dia mengatakan saat ini Sabang bahkan sudah sering disinggahi oleh kapal-kapal cruise dan yacht dari mancanegara. Menurutnya kondisi ini merupakan sesuatu hal yang di tempat-tempat lain mungkin jarang ada.
Kepala BPKS berharap dengan adanya event freediving ini juga akan membuat masyarakat lambat laun akan menyadari potensi yang ada di daerahnya.
"Yang akhirnya akan berdampak positif bagi perkembangan pariwisata bagi Aceh khususnya, ataupun bagi Indonesia umumnya," ujar Sayid Fadhil.
Dia mengatakan seiring adanya revitalisasi pembangunan pelabuhan Balohan juga akan menjadi tantangan bagi BPKS bagaimana menjadikan kawasan tersebut tetap natural. "Jadi apapun pembangunan infrastruktur yang ada di Balohan akan kami sinergikan dengan kondisi unggulan (freedive) kita ini."
Sayid Fadhil menyebutkan pembangunan pelabuhan Balohan tersebut nantinya akan membuat tamu yang datang ke Sabang langsung dapat menyaksikan lokasi diving internasional.
"Bahwa inilah tempat diving yang mereka tunggu-tunggu atau masyarakat internasional tunggu-tunggu. Dan di sekitar ini juga akan kita kondisikan untuk mendukung freediving juga, seperti membangun industri perhotelan, dan kuliner. Jadi kita kondisikan, apa yang menjadi nilai plus dari situasi apa yang ada ini," pungkas Sayid Fadhil.[]
No comments:
Post a Comment