Showing posts with label perang aceh. Show all posts
Showing posts with label perang aceh. Show all posts

Sunday, November 19, 2017

Para Cuak dalam Agresi Militer Belanda di Aceh

Ilustrasi Perang Aceh
SULTAN DELI saat itu telah berganti. Kebijakan politik pun berubah dari menolak pengaruh asing dengan mengakui Belanda. Adalah Sultan Mahmud yang "berjasa besar" memberikan Belanda kekuasaan di Deli saat itu. 

Sultan Mahmud yang menggantikan Sultan Usman bersedia menandatangani perjanjian politik dengan Belanda pada 22 Agustus 1862. Dengan demikian, maka Belanda pun mendapat kesempatan menggunakan wilayah ini menjadi batu loncatan. Hal ini pula yang membuat kekuatan pertahanan Aceh terus terdesak.

Saturday, November 18, 2017

Dua Strategi Belanda Untuk Menghancurkan Aceh

BELANDA benar-benar kehilangan muka saat agresi pertama mereka terhadap Kesultanan Aceh Darussalam menemui kegagalan. Apalagi Belanda kehilangan seorang Jenderal dalam perang tersebut. Berbagai lobi internasional dilakukan Belanda untuk menaklukkan Aceh. Namun, upaya tersebut menemui kegagalan.

Thursday, August 27, 2015

Mereka Merintis Angkatan Perang Indonesia di Aceh

“Saya menamakan barisan kami ini API, kependekan dari Angkatan Pemuda Indonesia, tetapi yang secara akronimnya juga bisa berarti Angkatan Perang Indonesia. Saya ingat, waktu itu sudah pukul 04.00 dinihari. Teuku Hamid Azwar dan saya bekerja keras, tidak kenal lelah. Secara mendetail, ia membuat analisa mengenai kemampuan personil yang ada. Hasil analisa kami malam itu menghasilkan formasi sementara. Said Ali punya pengetahuan cukup banyak mengenai senjata, ia dicalonkan untuk memegang bidang persenjataan.”

Demikian salah satu penggalan kalimat Sjamaun Gaharu dalam buku “Sjamaun Gaharu; Cuplikan Perjuangan di Daerah Modal” yang ditulis oleh Ramadhan KH. Sjamaun merupakan salah satu tokoh Aceh yang terlibat langsung dalam perang memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Dia juga kemudian menjadi salah satu pejabat militer berpengaruh di Aceh.

Sjamaun Gaharu yang awalnya adalah seorang guru di Taman Siswa kemudian berperan aktif dalam mewujudkan Angkatan Perang Indonesia. Hal ini dicatat dengan baik oleh Ramadhan KH dalam autobiografi Sjamaun Gaharu yang diterbitkan pada 1995 lalu.