ORANG Aceh
dikenal angkuh dan enggan menjadi petani kendati alam Aceh begitu subur sehingga
ribuan hektar tanah terbengkalai begitu saja. Setidaknya inilah yang dicatat
oleh Beaulieu, seorang pelayar dari Prancis yang datang ke Aceh seperti yang
ditulis oleh Denys Lombard dalam bukunya Kerajaan Aceh; Zaman Sultan Iskandar
Muda.
“Tanahnya
baik sekali, dapat menghasilkan segala macam padi-padian dan buah-buahan, ada
rerumputan yang bagus sekali, tempat merumput banyak kerbau yang dipakai
mengolah (membajak) tanah, menarik bajak dan muatan,” kata Beaulieu.
Masih dalam
catatan Denys Lombard, Beaulieu mengatakan di Aceh biri-biri (domba) tidak
begitu cocok hidup di alam Aceh namun sangat bagus untuk sapi, kuda serta
unggas. Pelaut-pelaut berjiwa petani yang datang dari Benua Eropa kesal melihat
tanah itu tidak digarap. “Yang mereka tanam hanyalah padi… dan hanya sedikit
sayuran…”