Wednesday, October 1, 2014

Ratu Nahrisyah; Pemilik Makam Indah di Samudera Pasee

Ratu Nahrisyah memimpin Kerajaan Samudera Pasai pada tahun1416-1428 M. Ia dikenal sebagai seorang yang arif dan bijaksana. Nahrisyah mangkat pada tanggal 17 Zulhijjah 831 H atau 1428 M.

Beberapa referensi menyebutkan Kerajaan Nakur pernah menyerang Pase pada 1470 M. Dalam pertempuran tersebut, suami Nahrisyah tewas. Ia pun kemudian bersumpah di hadapan rakyatnya.

“Siapapun yang dapat membunuh Raja Nakur, saya bersedia untuk menikah dengannya dan memerintah kerajaan ini bersama suami saya tersebut.”


Seorang pejabat Panglima Laot kerajaan bernama Salahuddin, bersedia mengemban tugas tersebut. Salahuddin berhasil membunuh raja Nakur pada tahun 1409. Sri Ratu kemudian menepati janjinya menikah dengan pembunuh Raja Nakur.

Dua tahun setelah pernikahannya, Sri Ratu mengutus Salahuddin untuk mengirim hadiah kepada Kaisar Cina, Cheng Tsu, pada 1411 M. Namun ia dibunuh oleh anak tirinya, putra Sri Ratu dari suami pertama, saat kembali ke kerajaan Samudera Pasai seperti ditulis dalam buku China ‘Ying Yal Cheng Chu’.

Kunjungan Salahuddin ke Cina mendapat balasan. Laksamana Cheng Ho diutus untuk memberikan hadiah lonceng besar Cakra Donya dari sang Kaisar pada 1415 M.

Sri Ratu Nahrisyah kemudian mangkat pada Senin, 17 Zulhijjah, 831 H, bertepatan 27 September 1428 M. Kerajaan Samudra Pase disatukan dengan Aceh Raya Darussalam oleh Sulthan Ali Mughayatsyah, tahun 1530 M.

Di makamnya bisa dilihat ayat-ayat Suci Al-Quran bertuliskan kaligrafi yang indah. Makam ini terletak di Kabupaten Aceh Utara. Nahrisyah memegang pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M.

Ratu Nahrisyah dikenal arif dan bijak, memerintah dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Harkat dan martabat perempuan begitu mulia sehingga banyak yang menjadi penyiar agama pada masa pemerintahannya. Nahrisyah mangkat pada tanggal 17 Zulhijjah 831 H atau 1428 M.

Makamnya terletak di Gampong Kuta Krueng Kecamatan Samudera ± 18 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh.

Surat Yasin dengan kaligrafi yang indah terpahat dengan lengkap pada nisannya. Disamping itu tercantum pula ayat Kursi, Surat Ali Imran ayat 18 19, Surat Al-Baqarah ayat 285 286 dan terpahat sebuah penjelasan dalam aksara Arab yang artinya: “Inilah makam yang suci, Ratu yang mulia almarhumah Nahrisyah yang digelar dari bangsa chadiu bin Sultan Haidar Ibnu Said Ibnu Zainal Ibnu Sultan Ahmad Ibnu Sultan Muhammad Ibnu Sultan Malikussaleh, mangkat pada hari Senin 17 Zulhijjah 831 H”.

Ratu Nahrisyah yang memerintah tahun 1420-1428 M adalah anak dari Malikuzzahir atau cucu dari Sultan Malikussaleh. Makamnya terbuat dari batu pualam yang terindah pahatannya di Pulau Sumatera. Mangkat pada hari Senin 17 Zulhijjah 831 H atau 27 September 1428 H.

Lokasi makam ini terletak di Desa Kuta Krueng Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara 18 Km arah timur Kota Lhokseumawe, dalam komplek makam ini terdapat 38 batu pusara.[]

No comments:

Post a Comment