WARGA Gampong Pande, Banda Aceh
menggelar Haul Tuan Dikandang ke 859 di Kompleks Makam Tuan Dikandang desa
setempat, Sabtu, 14 Februari 2015. Kegiatan ini dilaksanakan pukul 12.00
Wib dan dihadiri oleh sejumlah keturunan raja-raja Aceh.
"Ini Haul perdana Tuan
Dikandang yang kita gelar. Kegiatan ini murni inisiatif tokoh-tokoh masyarakat
Gampong Pande dengan tujuan untuk mengenang kembali kebesaran ulama Tuan
Dikandang," ujar Said Zulkarnain Alaydrus, Ketua Panitia Pelaksana Haul
Tuan Dikandang kepada ATJEHPOST.co.
Said Zulkarnain mengatakan Tuan
Dikandang merupakan ulama besar yang datang dari Baghdad bersama 500
pengawalnya. Sebelum bertandang ke Aceh, Tuan Dikandang yang memiliki nama
lengkap Al Makdum Abi Abdullah Syekh Abdurrauf Al Mulakab Tuan Dikandang ini
singgah di India selama setahun.
"Dia kemudian menuju ke Aceh
dan mendarat di Pantai Cermin serta menetap di Gampong Pande. Di Gampong Pande,
Tuan Dikandang kemudian menyebarkan ajaran Islam selama 40 tahun dan kemudian
mangkat dan disemayamkan di gampong ini," kata Said Zulkarnain.
Namun Said Zulkarnain menyebutkan
mengenai referensi jelas tanggal mangkat Tuan Dikandang belum diketahui.
"Belum ada catatan soal itu. Di nisannya juga tidak tertera. Kita
berinisiatif menggelar Haul ini berpatokan dari jejak beliau sampai ke Aceh
pada 1116 Masehi dan mengajarkan Islam selama 40 tahun di Aceh sebelum
mangkat," katanya.
Selama menetap di Gampong Pande,
Tuan Dikandang mendirikan pusat pendidikan ajaran Islam dan bangunan untuk
melaksanakan kalut atau berzikir mengingat Allah. Bangunan ini berada di sisi
arah barat makam Tuan Dikandang saat ini.
Said Zulkarnain mengatakan Tuan
Dikandang merupakan ayah dari Sultan Johan Syah yang disebut-sebut sebagai
sultan pertama di Gampong Pande. Menurutnya, Kerajaan Gampong Pande yang
dipimpin Sultan Johan Syah telah berdiri jauh sebelum lahirnya Kerajaan Islam
Lamuri.
No comments:
Post a Comment