PERANG telah menciptakan banyak pertumpahan darah. Perang juga turut melahirkan yatim dan para janda korban konflik di antara kubu yang bertikai. Tidak ada yang menyenangkan dari sebuah perperangan, meskipun terkadang jalan itu harus ditempuh untuk menegakkan kedaulatan di tanah sendiri. Langkah itu pula yang pernah ditempuh Sultan Aceh untuk mengantisipasi gangguan-gangguan Belanda di wilayah kedaulatannya.
Damai adalah jalan lain bagi kedua belah pihak yang bertikai untuk saling merangkul. Terkadang damai merupakan jalan terbaik bagi sebagian pihak untuk kembali saling menghormati dan bersatu membangun negeri.
Akan tetapi, pengertian damai tidak sama dengan menyerah kalah. Pihak yang berdamai akan saling menghargai antara satu sama lain. Pihak yang berdamai juga akan mengeksekusi setiap janji yang telah dideklarasikan.
Damai juga tidak dapat diartikan dengan membuat salah satu kubu yang pernah bertikai, bak anak kecil linglung karena kehilangan ibunya di keramaian. Jika pun itu terjadi, artinya salah satu kubu telah mengacuhkan makna damai sebenarnya.